BAB I
PENDAHULUAN
Dengan sumber utama Al-Qur’an, sampai
saat ini islam masih menjadi agama yang
relevan. Itu terbukti dengan adanya ajaran-ajaran Al-Qur’an yang sampai saat
ini masih dapat diterima oleh semua kalangan. Karena kerelevannya itu, islam sangat mudah untuk berkembang pesat.
Perkembangan agama Islam tidak terbatas hanya di Asia saja, tetapi
merata ke seluruh dunia termasuk ke benua Eropa. Sudah tentu perkembangan Islam
di benua Eropa tidak seperti di Asia dan
Afrika, karena sulitnya berdakwah terhadap masyarakat Eropa yang umumnya
beragama Kristen dan penganut paham
sekularisme. Namun berkat keteguhan dan
kesungguhan para Mubalig Islam dalam
berdakwah, agama Islam di Benua Eropa
makin bertambah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Islam di Spanyol (Andalusia)
Spanyol (Andalusia) pernah diperintah oleh penguasa–penguasa Islam,
selama kurang lebih 8 abad, yaitu dari semenjak Thariq bin Ziad membebaskan
Spanyol tahun 711 M sampai dengan penguasa Islam terakhir dari Dinasti Bani Umayyah II yakni
Abu Abdullah menyerah dan terpaksa takluk kepada pasukan Kristen pada tahun
1492 M.
Selama umat islam berkuasa di
Spanyol, banyak kemajuan yang telah dicapai antara lain sebagai berikut :
·
Di bidang ilmu pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan agama, banyak bermunculan
ulama besar, misalnya dalam ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu kalam, dan ilmu
tasawuf. Imam Al-Auzai seorang ulama besar dalam ilmu fiqih, Ibnu Arabi ulama
besar dalam bidang tasawuf, Ubnu Rusyd, Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail dalam bidang
filsafat.
Dalam bidang ilmu pengetahuan umum banyak pula
bermunculan kaum cendikiawan, misalnya dalam bidang ilmu tumbuh–tumbuhan,
kedokteran, kesusastraan, dan astronomi. Sebagai contoh ahli astronomi terkenal
pada saat itu seperti, nama Al-Majriti dari Cordoba, Al-Larqali dari Toledo,
dan Ibnu Aflah dari Seville.
Sumbangan besar lainnya dari umat Islam di Spanyol ialah didirikannya banyak
universitas, misalnya Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, dan Granada.
·
Di bidang arsitektur
Dalam bidang arsitektur umat Islam telah mewariskan bangunan–bangunan yang indah
dan megah yang masih dapat disaksikan sampai sekarang, misalnya : istana
Al-Hambra yang terletak di Granada dan Masjid Raya Cordoba yang didirikan oleh
Abdurrahman II Addakhil. Tempat didirikannya masjid ini dahulunya adalah tempat
berdirinya gereja kecil. Atas persetujuan umat Kristen, gereja itu dipindahkan.
Masjid ini dapat menampung jamaah sebanyak 80.000 orang. Setelah Spanyol
dikuasai umat Kristen, masjid ini dijadikan gereja dengan nama MOSQUITA.
Pada masa pemerintahan Yusuf Ibn Yakub (1163 – 1184 M)
di Seville didirikan masjid yang sangat indah. Setelah Spanyol dikuasai umat
Kristen masjid ini juga di ubah menjadi gereja Santa de La Sade.
Selain itu, ada pula bangunan–bangunan megah lainnya
peninggalan umat Islam antara lain
sebagai berikut :
o
Darul Khalifah yaitu istana
yang terletak di pusat kota Cordoba dan di dalamnya terdapat 340 buah rumah
yang indah–indah.
o
Jembatan di Sungai TAAG.
Jembatan ini mempunyai lengkungan hanya satu yang menunjukkan kehebatan arsitek
muslim. Jembatan itu sampai sekarang disebut QANTARA (dari bahasa Arab yang
berarti jembatan).
Setelah umat Islam tidak berkuasa lagi di Spanyol, bukan berarti
agama Islam lenyap sama sekali dari bumi
Spanyol.
Pada tahun 1975 sekelompok pemuda Spanyol
beramai–ramai menyatakan diri masuk Islam di Inggris, kemudian setelah kembali ke
negaranya, Spanyol, mereka mendirikan masyarakat muslim Cordoba.
Pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan
salat Idul Adha di Katedral (bekas gereja), setelah mereka mengajukan
permohonan kepada Uskup Cordoba Monseigneur Infantes Floredo.
Di Spanyol terbentuk dua organisasi Islam
yang mempunyai mahasiswa–mahasiswa Islam
yang berpusat di semua kota besar. Di
Al-Bayun, masyarakat muslim telah mempergunakan peraturan–peraturan Islam dibawah pimpinan Muhammad del Pazo Lopez,
memiliki rumah adat Arab dan madrasah yang dikelola oleh Dr. Umar Faruq
Abdullah. Madrasah ini mengajarkan bahasa Arab, Alquran, Tafsir, Fiqih, Hadist,
dan lain–lain.
B.
Islam di Yugoslavia
Kegiatan dakwah Islam di Yugoslavia dilaksanakan oleh majelis ulama,
yang diketuai oleh Prof. Dr. Ahmad Smajlovic. Sasaran dakwah terutama adalah
masyarakat yang masih menganut atheisme dan sekularisme.
Majelis ulama Yugoslavia telah melakukan
kegiatan–kegiatan dakwah dengan berbagai cara antara lain :
o
Membangun lebih kurang 700 buah
masjid,
o
Menerbitkan majalah dakwah yang
tersebar ke seluruh wilayah Yugoslavia yang bernama “AL-HALAGH” dan yang
berbahasa Arab bernama “ATS-TSAQAFAH ISLAM IYAH” (kebudayaan Islam ),
o
Menerbitkan majalah tengah
bulanan dengan nama “AL-BA’TSUL ISLAM ” (kebangkitan Islam ) beroplag 10.000
eksemplar, dan
o
Mendirikan lembaga–lembaga
pendidikan Islam antara lain Madrasah
dakwah di Sarvino, Ma’had Islam di Scotland, dan perguruan Islam di Brisna.
C.
Islam di Belanda
Di negeri Belanda, jumlah umat Islam sebanyak 800.000 jiwa lebih. Umat Islam di negeri Belanda terbanyak berasal dari
Maroko dan Turki.
Di kota Amelo telah didirikan sebuah
masjid yang megah dan indah. Juga telah terbentuk organisasi–organisasi Islam yang bergabung menjadi satu federasi
organisasi Islam yang dipimpin oleh
orang Belanda asli yang bernama Abdul Wahid Van Bommel. Salah satu usaha organisasi
ini ialah memperjuangkan kaum muslimin agar diberi kesempatan salat sewaktu
bekerja.
Drs. B.J. Bothe kepala direktorat kesejahteraan minorotas di Belanda
pada tanggal 14 Oktober 1983 telah memulai membangun masjid untuk masyarakat Islam
Maluku di kota “RIDDERKER”. Masjid ini
dapat menampung lebih kurang 500 jamaah, dan dilengkapi dengan ruang diskusi,
ruang tamu, ruang mengambil air wudhu, dan lain–lain. Biaya pembangunan masjid
ini seluruhnya dari pemerintah Belanda.
D.
Islam di Inggris
Umat Islam di Inggris
kebanyakan berasal dari Pakistan dan Bangladesh. Jumlah umat Islam di Inggris diperkirakan 1,5 juta jiwa lebih.
Di Wales yaitu di kota Cardiff, duta
besar republik Yaman Ahmad Daifullah pada tanggal 29 januari 1984 telah
meresmikan masjid dan Islamic Center yang mempu menampung 27.999 kaum muslimin.
Di Inggris terdapat organisasi muslim
Bengali yang bernama Dakwatul Islam, yang kegiatannya antara lain :
·
Mengadakan pengajian terutama
tafsir di beberapa masjid,
·
Mengadakan pendidikan agama tingkat
elementer untuk anak–anak,
·
Mendirikan toko-toko buku yang menyediakan berbagai litelatur Islam
dalam bahasa Bengali dan Inggris,
·
Membangun pusat Training Imam
dan Da’I di Aldgate (Inggris Timur), dan
·
Membangun sebuah masjid megah
dengan biaya 3 juta poundsterling.
E.
Islam di Belgia
Di Belgia terdapat umat Islam lebih dari 186.387 orang. Mereka umumnya
berasal dari Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Turki.
Pusat kegiatan dakwah islam ada di gedung Islamic Center. Pelajaran
membaca Al-Quran dan pendidikan agama diajarkan pada sekolah–sekolah mulai dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pada tahun 1980 di Brusel telah diadakan
mu’tamar Islam Eropa.
F.
Islam di Jerman Barat
Umat Islam di Jerman Barat
ada 620.000 jiwa (1 % dari jumlah penduduk). Di Jerman Barat telah berdiri
sebuah organisasi Islam bernama “Islamic
Chezentum.” Organisasi ini beranggotakan 100.000 orang, memiliki dana yang
cukup besar dan memiliki murid yang belajar Al-Quran sebanyak 11.000 orang.
Demikianlah secara kilas telah ditemukan
keadaan agama Islam di 6 negara Eropa.
Adapun di negara–negara Eropa lainnya seperti Austria, Prancis, Norwegia,
Swedia, Yunani, dan Albania sudah ada umat Islam dan mereka pun giat melakukan usaha dakwah Islam.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan islam tidak
hanya di benua Asia dan Afrika saja, melainkan di Eropa. Walaupun mayoritas
penduduk Eropa adalah nasrani dan pengikut paham atheism juga sekularisme,
islam masih bisa berkembang di Eropa.
Islam membawa dampak
positif bagi kehidupan di Eropa. Diantaranya adalah peninggalan-peninggalan
islam yang ada di Eropa dan juga peradaban-peradaban bangsa Eropa yang semakin
maju.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar