Berpikir
Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa inggris yaitu deduction yang
berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang
khusus dari yang umum1. Berpikir deduktif atau berpikir rasional
sebagian dari berpikir ilmiah. Dalam logika deduktif, menarik suatu kesimpulan
dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan umum khusus dengan
menggunakan penalaran atau rasio(berpikir rasional). Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan2.
Contoh berpikir deduktif :
Hukum dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat kalau
dipanaskan, akan
memuai(pernyataan umum). Besi dan seng adalah benda padat(pernyataan
kedua atau fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika dipanaskan
akan memuai(kesimpulan atau pernyataan khusus).
Proses penarikan kesimpulan seperti dalam contoh diatas dinamakan
logika deduktif. Pertanyaan atau masalah yang timbul adalah : apabila besi dan
seng dipanaskan pada temperatur yang sama, manakah yang lebih cepat proses
pemuaiannya?.
Dari pertanyaan tersebut dapat diturunkan sejumlah praduga atau
hipotesis. Misalnya :
a.
Tidak dapat
perbedaan kecepatan pemuaian antara besi dengan seng apabila dipanaskan pada
temperatur yang sama.
b.
Jika keduanya
dipanaskan pada temperatur yang sama, seng lebih cepat pemuaiannya dibandingkan
dengan besi.
c.
Jika keduanya
dipanaskan pada temperatur yang sama, besi lebih cepat pemuaiannya dibandingkan
dengan seng.
Diantara
ketiga hipotesis diatas, hipotesis manakah yang paling benar?
Salah satu cara untuk membuktikannya, bisa
dengan mengkaji teori yang berkenaan dengan konsep-konsep pemuaian dalam
pelajaran fisika. Dengan perkataan lain, menggunakan argumentasi teoritis
melalui penalaran, tidak menggunakan bukti-bukti secara empiris.
Dari contoh diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam berpikir deduktif, proses berpikir hanya sampai
kepada menurunkan hipotesis. Pengujian hipotesis secara empiris melalui
verifikasi data tidak dilakukan. Itulah sebabnya berpikir deduktif baru
sebagian saja dari berpikir ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar